Tuesday, November 22, 2011

PAKAI BATIK, SIAPA TAKUT? PAKAI BATIK, WOW KEREN!


Oleh   : Mario Dumasessa Teterissa
NIM    : 1112003049

Bermula dari pendengaran yang tak sengaja terekam baik dalam pikiran, ingin rasanya untuk membahas masalah kesalahan pandangan generasi muda Indonesia, yang enggan atau malu mengakui kebudayaan bangsanya. Diharapkan, tulisan yang jauh dari kesempurnaan ini, dapat  membuka mata dan rasa generasi penerus bangsa ini, agar lebih menghargai kekayaan negerinya.
            Kamis, 04 Oktober 2011, pertama kalinya saya mengenakan batik ke kampus. Ada beberapa alasan saya mengapa hari itu saya mengenakan baju batik, diantaranya ;
·         Ingin tampil lebih rapi dari yang biasanya
·         Menjadi trendsetter bagi anak muda untuk bangga mengenakan baju batik yang adalah produk dalam negeri dan yang merupakan salah satu kekayaan budaya negeri ini
·         Menanamkan rasa cinta tanah air sedari muda, baik untuk saya maupun teman-teman
Namun, berbagai komentar dan pro-kontranya harus terdengar. Ada yang berkata, ”tumben,rapi banget? Mau kondangan,Mas?”. Ada pula yang mengatakan, ”wah, bagus juga batiknya, kayak Pak lurah!”. Yang saya heran, orang yang bukan berasal dari negeri ini yang pro dengan batik saya, dia mengatakan, “ saya suka batik yang kamu pakai itu”.
Dapat dikatakan bahwa tidak semua warga dari penduduk Indonesia kurang sadar atau peka terhadap batik, meskipun batik itu sendiri merupakan warisan dari leluhur negeri ini. Namun,apabila dari sepuluh orang Indonesia yang dapat dijumpai, berkata seperti diatas, sementara seorang turis asing yang melihat seseorang mengenakan batik, langsung mengapresiasinya, ada satu pertanyaan sebenarnya patut muncul, “ katanya orang Indonesia, tapi malu pake batik. Katanya bangga punya batik, tapi mau pake aja ngerasa serba salah. Lalu, yang layak jadi orang Indonesia, turis apa situ?”.
 Ada lagi cerita unik yang menggemaskan, mungkin lebih tepatnya menjengkelkan. Coba anda bayangkan, apabila orang-orang yang tidak menghargai batik tadi, ngamuk-ngamuk tanpa sebab saat ada negeri yang mengatakan bahkan mengaku-akui bahwa batik bukanlah milik Indonesia,tetapi milik negerinya,padahal UNESCO pun mengakui bahwa Indonesia adalah pemilik Batik, akan tetapi mereka mengenakan batik takut ditertawakan atau dicemooh, sangat ironi bukan? Ini baru satu contoh, dalam hal ini batik, bagaimana dengan Reog Ponorogo dan  yang lainnya? Alangkah lebih baik, bila kita tidak menunggu diporakporandakan dahulu, baru merasa risih. Tunjukkan bahwa kita bangga terhadap kebudayaan yang menjadi warisan nenek moyang dengan cara menjaga dan melestarikannya agar tidak hilang.
Untuk mengatasi masalah ini, saya berpendapat bahwa akan lebih baik kita menyikapi masalah ini lebih serius lagi. Karena saya yakin, jika masalah ini terus berlanjut sampai di kemudian hari, cepat atau lambat identitas bangsa kita akan dipertanyakan. Dan solusi yang dapat saya berikan untuk generasi zaman ini dan mendatang ialah ;           
1.      Tumbuhkan rasa cinta terhadap Indonesia, sedari usia dini ( TK dan SD) mungkin dengan cara memperkenalkan sejarah batik, bagaimana proses membatik, sampai terjun ke lapangan membuat batik, tentunya dengan pengawasan. Setidaknya, bila dari kecil mereka sudah mengagumi keindahan batik kita, tidak mustahil beberapa dekade ke depan, Indonesia akan kebanjiran desainer batik di tingkat dunia.
2.      Berikan pandangan positif terhadap semua karya bangsa ini, agar kedepannya mereka lebih mencintai produk domestik dibandingkan dengan produk luar
3.      Jangan menjatuhkan perasaan bangga seseorang terhadap karya negeri ini. Kalau anda termasuk orang yang sering melakukan hal yang demikian, ada baiknya anda tanyakan kepada diri anda sendiri, pantaskah anda tinggal di rumah seseorang, namun anda menjelek-jelekan citra pemilik rumah yang anda tumpangi kepada orang banyak?
4.      Jangan menunggu menjadi teladan bagi semua. Mungkin pertama- tama anda akan merasa sedikit risih dengan berbagai komentar, tetapi ketahuilah bahwa ini adalah awal usaha kita membangun identitas nasional kita yang semakin luntur apabila tak dicari jalan keluarnya.
5.      Saring apa yang kita dengar dan rasakan. Tak perlu mempedulikan tanggapan negatif terlalu serius. Cukup mengambil sisi positif yang dapat anda kontribusikan untuk bangsa ini dan merealisasikannya dengan aksi yang anda lakukan.
6.      Menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Indonesia bukan berarti kita tertutup untuk dunia luar yang malah mempersempit wawasan kita. Jadilah generasi yang cinta Indonesia, tahu apa yang teraktual dan tetap berwawasan luas.
Sebagai mahasiswa Teknik Industri, saya berharap agar generasi muda Indonesia dapat tumbuh dan berkembang serta membangun karakter yang dibutuhkan untuk memimpin negeri ini. Menumbuhkembangkan kemampuan pribadi, baik secara akademik maupun nonakademik. Namun satu hal yang perlu diingat, menonjolnya kita nanti jangan sampai menimbulkan kesombongan pada diri kita sendiri. Justru dari sanalah kita berangkat membangun karakter yang cerdas dan arif.

Selain dari segi intelektual, moral dan jiwa nasionalisme tidak kalah penting untuk dimiliki oleh calon-calon pemimpin Indonesia supaya nanti saat mereka sukses, mereka mampu menjadi pemimpin yang baik dan tidak melupakan di mana tempat dan dari mana asal mereka meraih kesuksesan itu yakni, Indonesia. Contoh sederhana yang dapat saya lakukan sebagai proses awal pembentukan karakter pemimpin yang berjiwa nasional adalah dengan mengenakan batik sehari dalam seminggu di hari tertentu, mengajak satu-duaorang, teman-teman satu jurusan, bahkan di satu kampus untuk berkomitmen melakukan hal yang sama. Memang sebelum saya masuk ke dunia perkuliahan, khususnya Universitas Bakrie, kampus di mana saya berkuliah, saya mendengar bahwa setiap hari Kamis ada peraturan yang sifatnya mengajak anak muda untuk mengenakan batik di hari Kamis atau biasa kami sebut MISTIK – Kamis Batik. Namun, saya merasa semua ini masih kurang dengan masih adanya mahasiswa yang belum mengindahkan peraturan tersebut. Untuk itu, saya terus mengajak mereka dan itu akan tetap saya lakukan, karena tujuan dan sasaran utama saya adalah ingin menumbuhkan rasa bangga akan kekayaan karya negeri ini di setiap sanubari generasi penerus Indonesia.Bukan hanya untuk saya, atau pun kelompok saya saja, tetapi juga menjadi dampak positif yang besar khususnya untuk generasi muda Indonesia.
Biarlah ini menjadi tugas bersama yang harus kita selesaikan bersama agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas nasional dirinya.
PAKAI BATIK,SIAPA TAKUT? PAKAI BATIK, WOW KEREN!

No comments:

Post a Comment